Selasa, 20 Maret 2012

Pemantau Uni Eropa Tinjau Purwonegoro

BANJARNEGARA - Kapolwil Banyumas Kombes Polisi AA Mapparessa secara berkelakar mengatakan, jika desa-desa di Indonesia bersuasana seperti di Desa/Kecamatan Purwonegoro, tugas aparat keamanan seperti polisi dan tentara menjadi ringan. ''Polisi dan tentara bisa tidur nyenyak di rumah karena kami (aparat-Red) tak punya masalah keamanan,'' katanya saat meninjau Desa/Kecamatan Purwonegoro yang dinilai tim lomba siskamling tingkat Polda Jateng, Senin lalu. Desa Purwonegoro, maju ke lomba siskamling tingkat Polda Jateng setelah lulus penilaian tingkat Polwil Banyumas. Jika desa itu berhasil menjadi juara tingkat Polda Jateng, berarti itu mengulang sukses tahun lalu yang diraih Desa Wanadadi. Ketika meninjau desa itu, Kapolwil mengajak para pemantau dari Uni Eropa, yaitu Desmond Jhon Kieran (Irlandia), Eric Despallieresn (Prancis), dan Molime (Kamboja). Ketiganya selama dua minggu berada di Purwokerto. Kapolwil berharap, Desa Purwonegoro mengulang sukses Desa Wanadadi. Sebab, desa tersebut satu-satunya yang memiliki Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) perempuan. ''Keberadaan petugas Linmas wanita di desa ini sudah saya laporkan ke Kapolda Jateng dan Kapolda Jateng juga telah menyampaikan hal itu ke Kapolri,'' tambahnya Kenapa diajak tiga pemantau dari Uni Eropa melihat desa itu? Sebab, Kapolwil ingin menunjukkan kepada mereka sistem keamanan lingkungan di Indonesia dibangun dari paguyuban terkecil dari RT, RW, desa, kecamatan sampai kabupaten. Belajar Saat memasuki jalan desa menuju balai desa, rombongan langsung disambut musik tek-tek desa tersebut. Tak cuma pemain musik tradisional itu, warga pun ikut berjajar di kiri-kanan jalan. Rombongan juga disuguhi keterampilan bela diri tangan kosong Merpati Putih. Antara lain, memecah genting, tegel, memotong kikir besi, dan tangkai pompa tangan dengan tangan kosong, tidur di atas pohon berduri dan menempelkan obor ke tubuh. Semua itu diperagakan anggota Dalmas, para kapolsek termasuk Kapolres AKBP Widiyanto Poesoko SH. Desmond Jhon Kieran lewat penerjemah mengatakan, pihaknya datang ke Desa Purwonegoro untuk menjalin persahabatan dengan warga desa tersebut. Dia berjanji sekembali ke Eropa akan menginformasikan yang mereka alami selama di Indonesia ''Jika tugas saya selesai dan kembali ke Eropa dengan membawa serta rekaman video ini, mereka (rekan-rekan di Uni Eropa) pasti tak akan percaya yang kami alami di Indonesia,'' ujarnya. Kades Purwonegoro H Toto Hardono mengatakan, desanya memiliki 29 panggok (pos kamling) yang dibangun dengan swadaya warga total senilai Rp 109 juta. Petugas Linmas lelaki ada 52 orang dan yang perempuan 22 orang. (A9-90e) 

Sumber : Suara Merdeka Tanggal 16 Juni 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar